Medan, DNO - Liburan tidak bisa dijadikan alasan bagi seseorang untuk pindah memilih. Demikian disampaikan Komisioner KPU Sumut Ir Benget Manahan Siltonga pada Diskusi Pokja Wartawan Unit KPU Sumut Selasa (5/6/2018) sore dengan tema 'Strategi Peningkatan Partisipasi Pemilih Pilgubsu 2018 Pasca Lebaran' di Kafe Potret Jalan KH Wahid Hasyim Medan.
Dijelaskan Benget syarat pemilih bisa pindah memilih ke tempat tujuan atau ketempat lain adalah karena tugas, karena belajar,terjadi bencana, sedang sakit dalam perawatan inap dan pindah domisili.
"Jadi liburan tidak bisa dijadikan alasan untuk pindah memilih," tegas Benget.
Benget mengungkapkan keberadaan Tempat Pemungutan Suara (TPS) berdasarkan domisili, jadi bagi pemilih yang akan pindah memilih syaratnya harus terdaftar sebagai pemilih di domisili awalnya sebab surat suaranya berada di TPS domisili awal tersebut.
"Jadi, tiga hari sebelum pindah masyarakat yang sudah terdaftar sebagai pemilih melaporkan kepada Panitia Pemungutan Suara (PPS) bahwa dirinya akan pindah untuk mendaptakan formulir A5 setelah mendapatkan formulir A5 itu barulah masyarakat yang pindah itu menunjukkan formulir A5 itu TPS tujuan untuk disiapkan surat suaranya," kata Benget .
Nah di TPS awal sebut Benget masyarakat yang pindah memilih ini diberikan tanda agar surat suaranya tidak disalahgunakan.
"Inilah proses dan ketentuan ketika masyarakat ingin pindah memilih dari domisili awalnya, jadi tidak bisa digunakan tanpa alasan yang sudah ditetapkan," beber Benget.
Sementara itu Direktur Sosiologi Strategi Institut (SSI) FISIP USU, Hanif Polopo Wibowo mengatakan untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada Pilgubsu 2018 harus menyamakan persepsi antara penyelenggara Pilkada dengan masyarakat dan ini sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
"Harus ada persepsi yang sama antara masyarakat sebagai pemilih dan penyelenggara Pilkada dalam hal ini KPU bahwa Pilgubsu 2018 ini merupakan pesta rakyat dan peran serta masyarakat dalam menggunakan hak suaranya sangatlah penting," sebut Hanif.
Dicontohkan Hanif adalah perhelatan Piala Dunia 2018 ini, dimana demam piala dunia yang dilaksanakan di Rusia bisa sampai ke pelosok pelosok kampung di Sumut.
"Sepertinya masyarakat bisa merasakan dan seolah-olah ikut melaksanakan Piala dunia tersebut," ujar Hanif.
Jadi menurut Hanif diperlukan formula khusus untuk meningkatkan partisipasi pemilih yakni harus ada Social Engineering (Tekhnik pendekatan yang memanfaatkan aspek-aspek sosial di dunia komputer dan internet-red) agar pesan pelaksanaan Pilgubsu bisa dirasakan oleh masyarakat dan hasilnya akan meningkatkan partisipasi pemilih. (Red)
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »