MEDAN// DeteksiNusantara. Com. Sungguh malang nasib seorang ibu dan dua anaknya yang sampai saat ini belum juga mendapatkan keadilan hukum atas laporannya di Polsek Medan Tembung terkait penganiayaan yang dilakukan oleh oknum pensiunan TNI berinisial LS. Satu anaknya meninggal dunia atas pemukulan yang dilakukan oleh LS dengan menggunakan helm pada bagian kepala korban (almarhum). Hingga kini pelaku tak kunjung ditangkap dan masih bebas berkeliaran.
Hal itu, disampaikan Nurmalia (60) selaku korban, warga Jalan Pusaka Dusun XVIII Jambe, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang kepada awak media, Selasa (7/1/2025) malam.
"Sampai saat ini laporan kami sudah berlangsung 5 bulan di Polsek Medan Tembung belum juga mendapatkan keadilan hukum, hingga anak saya meninggal dunia atas pemukulan yang dilakukan oleh LS menggunakan helm tempat pada bagian kepala anak saya. Atas pemukulan itu, anak saya mengalami pembekuan darah di kepala sebelah kiri belakang," jelas Nurmalia dengan meneteskan air mata.
"Keterangan dari pihak rumah sakit, bahwa anak saya sakit karena mengalami pembekuan darah di bagian kepala. Dari kejadian itu, anak saya almarhum selalu meraung kesakitan dan memegang kepalanya," sambungnya.
Lebih lanjut Nurmalia menjelaskan bahwa dirinya dan satu anaknya secara membabi buta dikeroyok oleh LS dan istrinya serta anaknya. LS memukul Nurmalia dan anaknya dengan menggunakan Pistol.
"Kepala saya dan anakku di pukul LS dengan menggunakan Pistol dan saya langsung jatuh, disitulah istri dan juga anak-anaknya memijak-mijak saya hingga saya tidak berdaya," ucap Nurmalia.
Dalam hal ini, kata Nurmalia bahwa pihak Polsek Medan Tembung diduga berpihak kepada pelaku LS, sehingga laporannya terkesan tidak serius ditindaklanjuti. Bahkan, istri LS diduga mengejek-ejek keluarganya tepat pada anaknya meninggal dunia.
"Kami diejek-ejeknya oleh istrinya saat anak saya meninggal dunia dengan mengatakan, "mampus anaknya mati karena komplikasi". Perkataan itu langsung dilontarkan istri LS kepada kami. Coba lah pak, dimana lagi perikemanusiaan nya itu, udah anak saya meninggal dunia karena dipukul suaminya dan saya dipijak-pijaknya," ujar Nurmalia sedih.
Lebih lanjut Nurmalia menuturkan bahwa selain ejekan dari istrinya, keluarganya juga yang diduga berprofesi sebagai wartawan mengatakan bahwa laporannya tidak akan ditanggapi karena sudah kop/diatur olehnya.
"Wartawan itu keluarganya pelaku LS, panggilannya ketapel alias sormin. Dianya juga ikut mengejek kami dengan mengatakan tidak akan ditindaklanjuti laporan kalian itu, "karena saya sudah kop/atur pihak kepolisian" itulah ucapan siketapel alias sormin kepada kami," sebut Nurmalia menirukan perkataan siketapel alias sormin.
Dalam hal ini, Nurmalia berharap pihak Polrestabes Medan mengambil alih laporannya dari Polsek Medan Tembung, guna mendapatkan keadilan hukum yang pasti.
"Tolong kami pak Kapolrestabes Medan, kami ini korban pak, kami hanya ingin mendapatkan keadilan. Kami ini orang susah pak, orang tak punya. Anak saya sampai meninggal dunia dipukul pelaku LS, saya dan anakku juga dipukul dengan menggunakan pistol pak," harapnya mengakhiri.
Sementara itu, Kapolsek Medan Tembung Kompol Jhonson Sitompul SH,MH saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Rabu (8/1/2025) terkait perkara tindak pidana penganiayaan yang dialami korban Nurmalia dan dua anaknya. Salah satu korban meninggal dunia yang dipukul oleh pelaku LS oknum pensiunan TNI dengan menggunakan Helm dan dua korban dipukul dengan menggunakan Pistol. Yang mana laporan tersebut sudah berlangsung selama 6 bulan di Polsek Medan Tembung, hingga kini korban belum juga mendapatkan keadilan hukum dan diduga pelaku (terlapor) masih bebas berkeliaran. Dalam hal ini, Kompol Jhonson Sitompul mengatakan trims infonya.
"Trims infonya, besok jika berkenan suruh aja pelapor / korbannya temui sy," jawab Kompol Jhonson Sitompul. (Indra hasibuan)
You are reading the newest post
Next Post »