Deteksinusantara. id
Puluhan petugas Satpol PP Kota Medan bersama gabungan Polri-TNI melakukan penertiban warung tuak di Jalan Elang Ujung, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Medan Denai, Jumat (24/1/2020) 17:50 wib
Terjadi Kericuhan antara petugas Satpol PP dengan warga pemilik warung yang ditertibkan.
Bahkan seorang warga Jefri Wandi Siburian mengalami luka
Pelipisnya bocor terkena benturan kepala seorang petugas Satpol PP.
Darah segar mengalir dari wajahnya hingga ke dagu.
"Pertama saya coba mengindahkan karena itu yang diangkat titinya, bukan warungnya. Saya bilang sudah cukup, jangan dibongkar waktu melerai, tapi mereka main hajar langsung. Kepala saya diantukkan hingga berdarah, tangan juga saya dipukul," tuturnya yang masih berlumuran darah.
Jefri menyebutkan dirinya akan langsung membuat laporan ke Mapolda Sumut terkait pemukulan yang dilakukan petugas Satpol PP.
"Ini kami mau langsung ke Polda rame-rame mau buat laporan," cetusnya
Sementara, pemilik warung tuak yang akrab Boru Pasaribu yang akrab disapa Mamak Gepri menyebutkan bahwa penggusaran tersebut sangat tidak manusiawi dan tidak ada surat izin resmi.
"Awalnya tadi dibilang kedai mau ditutup apa alasannya, katanya di sini buat ribut-ribut. Tapi waktu ditanya surat penertiban enggak ada. Saya bilang mana buktinya, gak pernah kami buat ribut-ribut dan kerusuhan. Cuma main gitarnya, ini karena ada orang-orang yang tidak suka mau memprovokasi," tuturnya.
Pasaribu menerangkan dirinya kecewa karena warungnya saja yang ditertibkan. Sementara banyak warung tuak di daerah Mandala yang masih berkeliaran.
"Kenapa kedai kecil begini harus diamankan, sementara kenapa di daerah Perumnas Mandala ini tidak ditutup seluruhnya, kenapa hanya kedaiku saja. Padahal di sana ada sarang narkoba, tidak ditertibkan," tuturnya dengan nada tinggi.
Sementara, pemilik warung tuak yang akrab Boru Pasaribu yang akrab disapa Mamak Gepri menyebutkan bahwa penggusuran tersebut sangat tidak manusiawi dan tidak ada surat izin resmi.
"Awalnya tadi dibilang kedai mau ditutup apa alasannya, katanya di sini buat ribut-ribut. Tapi waktu ditanya surat penertiban enggak ada. Saya bilang mana buktinya, gak pernah kami buat ribut-ribut dan kerusuhan. Cuma main gitarnya, ini karena ada orang-orang yang tidak suka mau memprovokasi," tuturnya.
Pasaribu menerangkan dirinya kecewa karena warungnya saja yang ditertibkan. Sementara banyak warung tuak di daerah Mandala yang masih berkeliaran.
"Kenapa kedai kecil begini harus diamankan, sementara kenapa di daerah Perumnas Mandala ini tidak ditutup seluruhnya, kenapa hanya kedaiku saja. Padahal di sana ada sarang narkoba, tidak ditertibkan," tuturnya dengan nada tinggi.
Ia menyebutkan barang-barangnya yang sudah diamanka ada steling, meja, kursi, gelas-gelas, piring.
"Sampai titi papan rumah juga mau diangkat, jadi apalah jalan ke rumahku ini. Itulah tadi makanya jadi marah warga, kenapa sudah diambil semua, titinya juga mau dibongkar. Padahal surat tidak pernah saya terima," pungkasnya.(red)
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »